Selasa, 04 Desember 2012

Melalukan Sesuatu berdasarkan Petunjuk


A. Hakikat Petunjuk
Tarigan (2000:2.42) menyatakan bahwa petunjuk berarti ketentuan yang memberi arah atau bimbingan bagaimana sesuatu harus dilakukan. Petunjuk dibagi atas petunjuk lisan dan petunjuk tulis. Adapun pengertian petunjuk menurut Aminuddin dkk. (2004:94) petunjuk adalah segala sesuatu yang menunjukkan, memberi tahu, dan sebagainya. Petunjuk dapat berupa lambang/tanda maupun berupa buku petunjuk.
Depdiknas (dalam Lutvia 2007:24-25) menjelaskan bahwa petunjuk dibagi menjadi tiga bagian, yaitu petunjuk melakukan sesuatu, petunjuk menggunakan sesuatu, dan petunjuk membuat sesuatu. Petunjuk melakukan sesuatu adalah ketentuan-ketentuan yang patut dituruti dalam melakukan sesuatu, misalnya mencoblos dalam pemilu, cara mengerjakan soal, dan sebagainya. Petunjuk menggunakan sesuatu adalah ketentuan-ketentuan yang harus dituruti atau diperhatikan dalam menggunakan sesuatu. Misalnya cara menggunakan komputer atau alat-alat elektronik lainnya, aturan pakai dalam menggunakan sesuatu produk, dan lain-lain. Jenis petunjuk yang ketiga adalah petunjuk menggunakan sesuatu adalah arah, bimbingan, pedoman atau ketentuan-ketentuan yang harus dituruti atau diperhatikan dalam menggunakan sesuatu, misalnya cara membuat bubur ayam, kue tar, dan lain sebagainya.
Petunjuk merupakan ketentuan yang memberi arah atau bimbingan proses atau cara sesuatu harus dilakukan (Erna, dkk 2009:39). Petunjuk dapat berupa ketentuan cara menggunakan sesuatu, misalnya cara menggunakan alat elektronik. Petunjuk dapat juga berupa ketentuan tentang cara membuat sesuatu, misalnya cara membuat topeng. Selain itu, petunjuk dapat juga berupa ketentuan cara mengerjakan sesuatu, misalnya cara menanam tanaman di pot. Petunjuk tentang sesuatu dapat dimasukkan pula dalam sebuah laporan, misalnya laporan perjalanan. Di tempat wisata sering kali dijumpai petunjuk, misalnya tentang melakukan sesuatu. Petunjuk diberikan dengan tujuan agar dapat mengetahui dengan baik dan benar tentang cara menggunakan sesuatu.  
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa petunjuk adalah nasihat, ajaran, dan ketentuan-ketentuan yang patut dituruti untuk melakukan, menggunakan, dan membuat sesuatu. Dari uraian  beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada tiga macam petunjuk, yaitu petunjuk melakukan sesuatu adalah ketentuan-ketentuan yang patut dituruti dalam melakukan sesuatu, petunjuk menggunakan sesuatu adalah arah, bimbingan, pedoman atau ketentuan-ketentuan yang harus dituruti atau diperhatikan dalam menggunakan sesuatu dan petunjuk membuat sesuatu  berarti arah, bimbingan,  atau pedoman  yang harus dilakukan untuk membuat sesuatu. Petunjuk tentang sesuatu juga dapat dimasukkan dalam sebuah laporan, misalnya laporan perjalanan. Petunjuk diberikan dengan tujuan agar dapat mengetahui dengan baik dan benar tentang cara menggunakan sesuatu.  
Mengacu pada pengertian-pengertian petunjuk, maka dapat dirumuskan bahwa pengertian menulis petunjuk adalah suatu kegiatan menuangkan gagasan, pikiran, dan perasaan dalam bentuk tulisan yang bertujuan untuk memberikan ketentuan-ketentuan tentang sesuatu agar dapat dilakukan oleh orang lain dengan baik dan benar. Petunjuk yang baik haruslah komunikatif dan mudah dipahami.
Keterampilan menulis petunjuk melakukan sesuatu sangat penting untuk dikuasai siswa. Apalagi dalam melakukan aktivitas, seperti ketika membuat, menggunakan, dan melakukan sesuatu tidak terlepas dari adanya ketentuan-ketentuan yang harus dituruti agar aktivitas yang dilakukan tersebut dapat berjalan dan berhasil dengan baik. Penulisan petunjuk yang baik akan memudahkan manusia dalam melakukan apa yang ada di dalamnya. Selain itu, petunjuk juga memberikan informasi yang sangat berguna bagi manusia atau konsumen sehingga kesalahan pada saat pertama kali melakukan sesuatu dapat dikurangi.
Mengingat pentingnya petunjuk seperti yang telah diuraikan di atas maka peneliti berusaha mengoptimalkan pembelajaran keterampilan menulis petunjuk bagi siswa kelas VIII SMP melalui penggunaan media video animasi dua dimensi. Oleh karena itu, penelitian ini penting dilakukan demi meningkatkan kualitas pembelajaran.

B. Ciri-Ciri Petunjuk
Agar dapat menulis petunjuk dengan baik, harus memperhatikan ciri-ciri: (1) jelas, maksudnya tidak membingungkan dan mudah diikuti. Kejelasan tersebut mencakup pilihan kata/bahasa, keruntutan uraian, dan penggunaan istilah-istilah yang lazim sehingga menimbulkan banyak penafsiran; (2) logis, maksudnya dalam menjelaskan urutan-urutan tersebut harus berhubungan secara praktis dan logis, tidak menimbulkan salah langkah; (3) singkat, artinya hanya mencantumkan hal-hal yang penting saja (Depdiknas 2004:40-41).
Mengacu pada ketiga ciri di atas, Depdiknas (2004:35) secara ringkas juga telah memberikan beberapa pedoman untuk menilai hasil petunjuk tertulis siswa, yaitu (1) petunjuk itu harus jelas sehingga dapat diikuti dengan baik; (2) langkah-langkah petunjuk harus urut; (3) ejaannya harus benar; (4) kata-kata yang digunakan harus hemat dan menggunakan kalimat efektif; (5) bahasa yang digunakan harus sesuai dengan sasaran petunjuk; (6) tampilan petunjuk harus menarik; dan (7) model tulisan yang dipilih harus jelas. Namun, dalam penelitian ini tidak semua pemodelan digunakan. Pedoman 1-6 saja yang digunakan karena dianggap lebih mengacu pada tata grafis sehingga kurang mendukung penelitian kemampuan menulis petunjuk siswa.
Ciri-ciri petunjuk yang baik adalah jelas, logis, dan singkat, yang dimaksud dengan jelas adalah bahasa yang digunakan dalam petunjuk lazim digunakan dalam istilah sehari-hari. Logis berkaitan dengan urutan penjelasan. Faktor urutan menjadi penting artinya karena akan menghindarkan kesalahan dan ketumpangtindihan dalam melakukan sesuatu. Sedangkan yang dimaksud singkat adalah hanya mencantumkan hal-hal yang penting saja. Artinya kata-kata atau kalimat yang digunakan tidak ada yang berulang, tetapi sudah mencakup keseluruhan proses yang dibutuhkan (Lutfah dalam Lutvia 2007:25).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri petunjuk yang baik adalah harus jelas, logis, dan singkat. Aspek-aspek yang harus diperhatikan untuk menilai hasil menulis petunjuk siswa, yaitu (1) petunjuk itu harus jelas sehingga dapat diikuti dengan baik; (2) langkah-langkah petunjuk harus urut; (3) ejaannya harus benar; (4) kata-kata yang digunakan harus hemat dan menggunakan kalimat efektif; (5) bahasa yang digunakan harus sesuai dengan sasaran petunjuk; dan (6) tampilan petunjuk harus menarik.

C. Syarat-Syarat Menulis Petunjuk
Syarat-syarat sebuah petunjuk adalah harus singkat agar mudah diingat. Petunjuk harus pula tepat agar tidak terjadi kesalahan menangkap atau memahami isi petunjuk. Dekat dengan ketepatan, petunjuk harus tegas sehingga tidak meragukan orang yang menggunakan petunjuk itu. Petunjuk yang singkat, tepat, tegas serta harus menunjang kejelasan. Pada akhirnya petunjuk itu harus memberikan kejelasan bagi para pemakainya (Tarigan 2000:113). Adapun persyaratan yang diperlukan dalam petunjuk menurut Mulyati (1999:1.24) yaitu petunjuk harus jelas, singkat, dan tepat.
Sama halnya dengan ciri-ciri petunjuk Depdiknas (2004:40-41) petunjuk itu harus (1) jelas, maksudnya tidak membingungkan dan mudah diikuti. Kejelasan tersebut mencakup pilihan kata/bahasa, keruntutan uraian, dan penggunaan istilah-istilah yang lazim sehingga menimbulkan banyak penafsiran; (2) logis, maksudnya dalam menjelaskan urutan-urutan tersebut harus berhubungan secara praktis dan logis, tidak menimbulkan salah langkah; (3) singkat, artinya hanya mencantumkan hal-hal yang penting saja.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dirumuskan syarat-syarat menulis petunjuk yang baik adalah mengacu pada persyaratan yang dirumuskan Depdiknas yaitu petunjuk harus jelas, logis, dan singkat. Hal ini dimaksudkan agar petunjuk, baik tulis maupun lisan, dapat digunakan dengan tepat tanpa terjadi kesalahan menangkap isi petunjuk. Bila ketiga syarat tersebut dapat dipenuhi, maka petunjuk dapat dilakukan dengan baik.    

D. Langkah-Langkah Menulis Petunjuk
Depdiknas (2004:34) menjelaskan langkah-langkah menulis petunjuk melakukan sesuatu sebagai berikut.
a)    Tentukan isi petunjuk yang akan dibuat, yaitu agar pembaca dapat melakukan sesuatu. Isi petunjuk tersebut dapat berupa, misalnya, petunjuk melakukan pemanasan dalam olah raga, petunjuk antri di Puskesmas, dan petunjuk mengerjakan soal.
b)   Pilihlah calon sasaran petunjuk yang akan anda buat. Hal ini penting untuk dilakukan supaya dapat memilih bahasa yang tepat.
c)    Membuat kerangka urutan petunjuk yang harus dilaksanakan. Misalnya saja petunjuk tersebut harus melalui lima tahapan, maka perlu dibuat inti masing-masing tahapan terlebih dahulu.
d)   Buatlah petunjuk secara lengkap dengan cara melengkapi kerangka yang telah anda buat tadi.
e)    Koreksilah hasil kerja berangkali ada ejaan atau cara penulisan yang salah, atau bahkan ada bagian-bagian yang belum anda cantumkan.
Langkah-langkah menulis petunjuk dari artikel dalam website Edukasi (2009) adalah sebagai berikut.
a)    Tentukan terlebih dahulu petunjuk apa yang hendak diinformasikan, apakah petunjuk memakai sesuatu,  membuat sesuatu, atau  melakukan sesuatu. Ketiga kegiatan tersebut pasti berbeda pada langkah-langkahnya.
b)   Setelah menentukan petunjuk apa yang akan diinformasikan, kamu harus memahami semua hal yang berhubungan dengan apa yang hendak  diinformasikan. Oleh karena itu, orang yang akan menulis petunjuk tersebut  adalah orang yang pernah mengalami, mempraktikkan, atau melihat langsung suatu hal yang akan diinformasikan. Tulislah petunjuk secara  berurutan dan sistematis.
c)    Lengkapilah setiap tahapan dengan keterangan  dan rambu-rambu yang jelas.  Lebih bagus dan menarik lagi apabila ditambah dengan gambar, denah,  bagan, atau grafik jika diperlukan.
Berdasarkan kedua pendapat di atas disimpulkan bahwa di dalam menulis petunjuk harus memperhatikan langkah-langkah menulis petunjuk, yaitu a) menentukan tema petunjuk; b) membuat kerangka urutan petunjuk yang akan dilakukan; c) buat petunjuk secara lengkap; d) lengkapi setiap tahapan dengan keterangan dan rambu-rambu yang jelas dapat berupa gambar, denah, bagan, atau grafik; dan e) koreksilah hasil kerja, meliputi ejaan atau cara penulisan yang salah, atau bahkan ada bagian-bagian yang belum dicantumkan.

E. Menulis Petunjuk dengan Bahasa yang Efektif
Kalimat dalam petunjuk haruslah efektif agar apa yang disampaikan tepat dan  tidak salah pengertian. Kalimat efektif dalam petunjuk dapat menuntun calon pemakai/pembuat/pengguna  suatu barang atau produk untuk bisa mengikuti langkah-langkah dalam petunjuk tersebut. Secara umum kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap (Chaer 2003:240). Adapun batasan kalimat menurut Ramlan (2004:1) yaitu satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun maupun naik. Berdasarkan kedua pendapat di atas disimpulkan bahwa kalimat adalah suatu ujaran yang mengungkapkan pikiran yang utuh serta mempunyai intonasi final.
Sementara itu, Atmawati (2004:8) yang mengemukakan bahwa kalimat efektif adalah  berkaitan dengan bentuk gramatikal, sedangkan kalimat yang tidak efektif berarti kalimat yang tidak gramatikal. Berbeda dengan Atmawati (2004:8) ,Doyin dan Wagiran (2005:24) mengemukakan bahwa sebuah kalimat dikatakan efektif jika mempunyai kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran penulis atau pembaca. Sementara itu, Maimunah (2007:24) menjelaskan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur atau penulis secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca secara tepat pula sehingga pendengar atau pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Kalimat efektif lebih mengutamakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Kalimat efektif tidak pernah lepas dengan ejaan, pungutasi, diksi, variasi, dan ekonomi bahasa. Bila hal ini terpenuhi semua maka pasti tidak akan terjadi salah paham dalam komunikasi. Untuk membangun kalimat efektif perlu diperhatikan: keparalelan, ketepatan, kecermatan, kehematan, kesepadanan, kepaduan, kelogisan, dan pola kalimat dasar.
Berdasarkan berbagai penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang mengandung satu kesatuan yang utuh sehingga mampu menimbulkan kembali gagasan pada pikiran pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran penulisnya. Sebuah kalimat dikatan efektif apabila mengandung ciri-ciri sebagai berikut:  (1)  jelas; (2) ringkas; (3) adanya  koherensi yang  baik  antarkalimat atau antarparagraf; (4) bervariasi; dan (5) pemakaian EYD dan bahasa baku yang baik dan benar. Hal ini sesuai dengan syarat-syarat petunjuk yang dijadikan pedoman dalam penelitian ini, yaitu petunjuk harus jelas, logis, dan singkat.  


Tidak ada komentar: