A. Hakikat Petunjuk
Tarigan
(2000:2.42) menyatakan bahwa petunjuk berarti ketentuan yang memberi
arah atau bimbingan bagaimana sesuatu harus dilakukan. Petunjuk dibagi
atas petunjuk lisan dan petunjuk tulis. Adapun pengertian petunjuk
menurut Aminuddin dkk. (2004:94) petunjuk adalah segala sesuatu yang
menunjukkan, memberi tahu, dan sebagainya. Petunjuk dapat berupa
lambang/tanda maupun berupa buku petunjuk.
Depdiknas
(dalam Lutvia 2007:24-25) menjelaskan bahwa petunjuk dibagi menjadi
tiga bagian, yaitu petunjuk melakukan sesuatu, petunjuk menggunakan
sesuatu, dan petunjuk membuat sesuatu. Petunjuk melakukan sesuatu adalah
ketentuan-ketentuan yang patut dituruti dalam melakukan sesuatu,
misalnya mencoblos dalam pemilu, cara mengerjakan soal, dan sebagainya.
Petunjuk menggunakan sesuatu adalah ketentuan-ketentuan yang harus
dituruti atau diperhatikan dalam menggunakan sesuatu. Misalnya cara
menggunakan komputer atau alat-alat elektronik lainnya, aturan pakai
dalam menggunakan sesuatu produk, dan lain-lain. Jenis petunjuk yang
ketiga adalah petunjuk menggunakan sesuatu adalah arah, bimbingan,
pedoman atau ketentuan-ketentuan yang harus dituruti atau diperhatikan
dalam menggunakan sesuatu, misalnya cara membuat bubur ayam, kue tar,
dan lain sebagainya.
Petunjuk
merupakan ketentuan yang memberi arah atau bimbingan proses atau cara
sesuatu harus dilakukan (Erna, dkk 2009:39). Petunjuk dapat berupa
ketentuan cara menggunakan sesuatu, misalnya cara menggunakan alat
elektronik. Petunjuk dapat juga berupa ketentuan tentang cara membuat
sesuatu, misalnya cara membuat topeng. Selain itu, petunjuk dapat juga
berupa ketentuan cara mengerjakan sesuatu, misalnya cara menanam tanaman
di pot. Petunjuk tentang sesuatu dapat dimasukkan pula dalam sebuah
laporan, misalnya laporan perjalanan. Di tempat wisata sering kali
dijumpai petunjuk, misalnya tentang melakukan sesuatu. Petunjuk
diberikan dengan tujuan agar dapat mengetahui dengan baik dan benar
tentang cara menggunakan sesuatu.
Berdasarkan
pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa petunjuk adalah nasihat,
ajaran, dan ketentuan-ketentuan yang patut dituruti untuk melakukan,
menggunakan, dan membuat sesuatu. Dari uraian beberapa
pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada tiga macam petunjuk,
yaitu petunjuk melakukan sesuatu adalah ketentuan-ketentuan yang patut
dituruti dalam melakukan sesuatu, petunjuk menggunakan sesuatu adalah
arah, bimbingan, pedoman atau ketentuan-ketentuan yang harus dituruti
atau diperhatikan dalam menggunakan sesuatu dan petunjuk membuat
sesuatu berarti arah, bimbingan, atau pedoman yang harus dilakukan
untuk membuat sesuatu. Petunjuk tentang sesuatu juga dapat dimasukkan
dalam sebuah laporan, misalnya laporan perjalanan. Petunjuk diberikan
dengan tujuan agar dapat mengetahui dengan baik dan benar tentang cara
menggunakan sesuatu.
Mengacu
pada pengertian-pengertian petunjuk, maka dapat dirumuskan bahwa
pengertian menulis petunjuk adalah suatu kegiatan menuangkan gagasan,
pikiran, dan perasaan dalam bentuk tulisan yang bertujuan untuk
memberikan ketentuan-ketentuan tentang sesuatu agar dapat dilakukan oleh
orang lain dengan baik dan benar. Petunjuk yang baik haruslah
komunikatif dan mudah dipahami.
Keterampilan
menulis petunjuk melakukan sesuatu sangat penting untuk dikuasai siswa.
Apalagi dalam melakukan aktivitas, seperti ketika membuat, menggunakan,
dan melakukan sesuatu tidak terlepas dari adanya ketentuan-ketentuan
yang harus dituruti agar aktivitas yang dilakukan tersebut dapat
berjalan dan berhasil dengan baik. Penulisan petunjuk yang baik akan
memudahkan manusia dalam melakukan apa yang ada di dalamnya. Selain itu,
petunjuk juga memberikan informasi yang sangat berguna bagi manusia
atau konsumen sehingga kesalahan pada saat pertama kali melakukan
sesuatu dapat dikurangi.
Mengingat
pentingnya petunjuk seperti yang telah diuraikan di atas maka peneliti
berusaha mengoptimalkan pembelajaran keterampilan menulis petunjuk bagi
siswa kelas VIII SMP melalui penggunaan media video animasi dua dimensi.
Oleh karena itu, penelitian ini penting dilakukan demi meningkatkan
kualitas pembelajaran.
B. Ciri-Ciri Petunjuk
Agar
dapat menulis petunjuk dengan baik, harus memperhatikan ciri-ciri: (1)
jelas, maksudnya tidak membingungkan dan mudah diikuti. Kejelasan
tersebut mencakup pilihan kata/bahasa, keruntutan uraian, dan penggunaan
istilah-istilah yang lazim sehingga menimbulkan banyak penafsiran; (2)
logis, maksudnya dalam menjelaskan urutan-urutan tersebut harus
berhubungan secara praktis dan logis, tidak menimbulkan salah langkah;
(3) singkat, artinya hanya mencantumkan hal-hal yang penting saja
(Depdiknas 2004:40-41).
Mengacu
pada ketiga ciri di atas, Depdiknas (2004:35) secara ringkas juga telah
memberikan beberapa pedoman untuk menilai hasil petunjuk tertulis
siswa, yaitu (1) petunjuk itu harus jelas sehingga dapat diikuti dengan
baik; (2) langkah-langkah petunjuk harus urut; (3) ejaannya harus benar;
(4) kata-kata yang digunakan harus hemat dan menggunakan kalimat
efektif; (5) bahasa yang digunakan harus sesuai dengan sasaran petunjuk;
(6) tampilan petunjuk harus menarik; dan (7) model tulisan yang dipilih
harus jelas. Namun, dalam penelitian ini tidak semua pemodelan
digunakan. Pedoman 1-6 saja yang digunakan karena dianggap lebih mengacu
pada tata grafis sehingga kurang mendukung penelitian kemampuan menulis
petunjuk siswa.
Ciri-ciri
petunjuk yang baik adalah jelas, logis, dan singkat, yang dimaksud
dengan jelas adalah bahasa yang digunakan dalam petunjuk lazim digunakan
dalam istilah sehari-hari. Logis berkaitan dengan urutan penjelasan.
Faktor urutan menjadi penting artinya karena akan menghindarkan
kesalahan dan ketumpangtindihan dalam melakukan sesuatu. Sedangkan yang
dimaksud singkat adalah hanya mencantumkan hal-hal yang penting saja.
Artinya kata-kata atau kalimat yang digunakan tidak ada yang berulang,
tetapi sudah mencakup keseluruhan proses yang dibutuhkan (Lutfah dalam
Lutvia 2007:25).
Berdasarkan
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri petunjuk yang baik
adalah harus jelas, logis, dan singkat. Aspek-aspek yang harus
diperhatikan untuk menilai hasil menulis petunjuk siswa, yaitu (1)
petunjuk itu harus jelas sehingga dapat diikuti dengan baik; (2)
langkah-langkah petunjuk harus urut; (3) ejaannya harus benar; (4)
kata-kata yang digunakan harus hemat dan menggunakan kalimat efektif;
(5) bahasa yang digunakan harus sesuai dengan sasaran petunjuk; dan (6)
tampilan petunjuk harus menarik.
C. Syarat-Syarat Menulis Petunjuk
Syarat-syarat
sebuah petunjuk adalah harus singkat agar mudah diingat. Petunjuk harus
pula tepat agar tidak terjadi kesalahan menangkap atau memahami isi
petunjuk. Dekat dengan ketepatan, petunjuk harus tegas sehingga tidak
meragukan orang yang menggunakan petunjuk itu. Petunjuk yang singkat,
tepat, tegas serta harus menunjang kejelasan. Pada akhirnya petunjuk itu
harus memberikan kejelasan bagi para pemakainya (Tarigan 2000:113).
Adapun persyaratan yang diperlukan dalam petunjuk menurut Mulyati
(1999:1.24) yaitu petunjuk harus jelas, singkat, dan tepat.
Sama
halnya dengan ciri-ciri petunjuk Depdiknas (2004:40-41) petunjuk itu
harus (1) jelas, maksudnya tidak membingungkan dan mudah diikuti.
Kejelasan tersebut mencakup pilihan kata/bahasa, keruntutan uraian, dan
penggunaan istilah-istilah yang lazim sehingga menimbulkan banyak
penafsiran; (2) logis, maksudnya dalam menjelaskan urutan-urutan
tersebut harus berhubungan secara praktis dan logis, tidak menimbulkan
salah langkah; (3) singkat, artinya hanya mencantumkan hal-hal yang
penting saja.
Berdasarkan
beberapa pendapat di atas dapat dirumuskan syarat-syarat menulis
petunjuk yang baik adalah mengacu pada persyaratan yang dirumuskan
Depdiknas yaitu petunjuk harus jelas, logis, dan singkat. Hal ini
dimaksudkan agar petunjuk, baik tulis maupun lisan, dapat digunakan
dengan tepat tanpa terjadi kesalahan menangkap isi petunjuk. Bila ketiga
syarat tersebut dapat dipenuhi, maka petunjuk dapat dilakukan dengan
baik.
D. Langkah-Langkah Menulis Petunjuk
Depdiknas (2004:34) menjelaskan langkah-langkah menulis petunjuk melakukan sesuatu sebagai berikut.
a) Tentukan
isi petunjuk yang akan dibuat, yaitu agar pembaca dapat melakukan
sesuatu. Isi petunjuk tersebut dapat berupa, misalnya, petunjuk
melakukan pemanasan dalam olah raga, petunjuk antri di Puskesmas, dan
petunjuk mengerjakan soal.
b) Pilihlah calon sasaran petunjuk yang akan anda buat. Hal ini penting untuk dilakukan supaya dapat memilih bahasa yang tepat.
c) Membuat
kerangka urutan petunjuk yang harus dilaksanakan. Misalnya saja
petunjuk tersebut harus melalui lima tahapan, maka perlu dibuat inti
masing-masing tahapan terlebih dahulu.
d) Buatlah petunjuk secara lengkap dengan cara melengkapi kerangka yang telah anda buat tadi.
e) Koreksilah
hasil kerja berangkali ada ejaan atau cara penulisan yang salah, atau
bahkan ada bagian-bagian yang belum anda cantumkan.
Langkah-langkah menulis petunjuk dari artikel dalam website Edukasi (2009) adalah sebagai berikut.
a) Tentukan
terlebih dahulu petunjuk apa yang hendak diinformasikan, apakah
petunjuk memakai sesuatu, membuat sesuatu, atau melakukan sesuatu.
Ketiga kegiatan tersebut pasti berbeda pada langkah-langkahnya.
b) Setelah
menentukan petunjuk apa yang akan diinformasikan, kamu harus memahami
semua hal yang berhubungan dengan apa yang hendak diinformasikan. Oleh
karena itu, orang yang akan menulis petunjuk tersebut adalah orang yang
pernah mengalami, mempraktikkan, atau melihat langsung suatu hal yang
akan diinformasikan. Tulislah petunjuk secara berurutan dan sistematis.
c) Lengkapilah
setiap tahapan dengan keterangan dan rambu-rambu yang jelas. Lebih
bagus dan menarik lagi apabila ditambah dengan gambar, denah, bagan,
atau grafik jika diperlukan.
Berdasarkan
kedua pendapat di atas disimpulkan bahwa di dalam menulis petunjuk
harus memperhatikan langkah-langkah menulis petunjuk, yaitu a)
menentukan tema petunjuk; b) membuat kerangka urutan petunjuk yang akan
dilakukan; c) buat petunjuk secara lengkap; d) lengkapi setiap tahapan
dengan keterangan dan rambu-rambu yang jelas dapat berupa gambar, denah,
bagan, atau grafik; dan e) koreksilah hasil kerja, meliputi ejaan atau cara penulisan yang salah, atau bahkan ada bagian-bagian yang belum dicantumkan.
E. Menulis Petunjuk dengan Bahasa yang Efektif
Kalimat
dalam petunjuk haruslah efektif agar apa yang disampaikan tepat dan
tidak salah pengertian. Kalimat efektif dalam petunjuk dapat menuntun
calon pemakai/pembuat/pengguna suatu barang atau produk untuk bisa
mengikuti langkah-langkah dalam petunjuk tersebut. Secara umum kalimat
adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap
(Chaer 2003:240). Adapun batasan kalimat menurut Ramlan (2004:1) yaitu
satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai
nada akhir turun maupun naik. Berdasarkan kedua pendapat di atas
disimpulkan bahwa kalimat adalah suatu ujaran yang mengungkapkan pikiran
yang utuh serta mempunyai intonasi final.
Sementara itu, Atmawati (2004:8) yang mengemukakan bahwa kalimat efektif adalah berkaitan
dengan bentuk gramatikal, sedangkan kalimat yang tidak efektif berarti
kalimat yang tidak gramatikal. Berbeda dengan Atmawati (2004:8) ,Doyin
dan Wagiran (2005:24) mengemukakan bahwa sebuah kalimat dikatakan
efektif jika mempunyai kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan pada
pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran
penulis atau pembaca. Sementara itu, Maimunah (2007:24) menjelaskan
bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
penutur atau penulis secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar
atau pembaca secara tepat pula sehingga pendengar atau pembaca dapat
memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa
yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Kalimat efektif lebih
mengutamakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Kalimat efektif
tidak pernah lepas dengan ejaan, pungutasi, diksi, variasi, dan ekonomi
bahasa. Bila hal ini terpenuhi semua maka pasti tidak akan terjadi salah
paham dalam komunikasi. Untuk membangun kalimat efektif perlu
diperhatikan: keparalelan, ketepatan, kecermatan, kehematan,
kesepadanan, kepaduan, kelogisan, dan pola kalimat dasar.
Berdasarkan
berbagai penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif
adalah kalimat yang mengandung satu kesatuan yang utuh sehingga mampu
menimbulkan kembali gagasan pada pikiran pembaca seperti apa yang
terdapat pada pikiran penulisnya. Sebuah kalimat dikatan efektif apabila
mengandung ciri-ciri sebagai berikut: (1) jelas; (2) ringkas; (3) adanya koherensi yang baik antarkalimat
atau antarparagraf; (4) bervariasi; dan (5) pemakaian EYD dan bahasa
baku yang baik dan benar. Hal ini sesuai dengan syarat-syarat petunjuk
yang dijadikan pedoman dalam penelitian ini, yaitu petunjuk harus jelas,
logis, dan singkat.